Jumat, 22 November 2013
Apa Peduli?
Kamis, 19 September 2013
Dari Balik Ranting Pohon Malam Itu
Sabtu, 17 Agustus 2013
All About My Senior High School
Jumat, 09 Agustus 2013
Selalu Seperti Ini
Pernahkah kau merasakan sesuatu yang kau sendiri tak pernah tahu apa itu? Aku pernah, sekarang aku merasakannya. Aku tak tahu apa yang sebenarnya aku rasakan ini. Gelisah, pikiranku terlalu jauh memikirkannya. Ia yang ada di hatiku, namun selalu aku pertanyakan mengenai perasaannya padaku. Sampai saat ini aku masih belum yakin dengan apa yang selalu ia katakan. Segala yang ia perbuat selalu membuatku ragu akan apa yang seharusnya aku yakini. Mengapa aku ragu? Entahlah, saat ini mungkin aku terlalu sulit untuk dapat meyakini seseorang. Sejak kejadian itu.. Iya, itu. Aku tak ingin membahasnya di sini. Aku tak ingin membuka memori tentang hal itu. Kali ini, mungkin status pun seringkali membuatku bingung untuk menentukan batas perasaan yang seharusnya aku berikan. Memang tak pernah ada kejelasan. Bukannya aku menuntut untuk membuat semua ini tampak nyata, namun aku hanya bosan dengan keadaan yang selalu sama setiap harinya. Sampai kapan semuanya akan seperti ini? Apa kau ingin aku lelah untuk menunggu lalu meninggalkanmu begitu saja? Tahukah, aku pun seperti yang lainnya. Aku memiliki batas rasa bosan, apalagi dengan keadaan yang seperti ini. Mungkin saja aku dapat menunggu sampai kapan pun kau mau, namun tolong.. Untuk saat ini berilah aku kejelasan. Aku tak mau terlalu dalam memberikan rasa apabila kau hanya seorang teman. Jika hanya itu, mungkin aku dapat membuang semua rasa yang sudah terlanjur ada di hatiku ini. Meskipun aku tahu itu sangat sulit. Kalau selalu seperti ini, rasanya aku menyesal telah mengenalmu. Lebih baik aku tak pernah mengenalmu daripada aku harus jatuh dalam perasaan yang memaksaku untuk selalu menunggu. Kau tahu? Menunggu adalah hal yang sangat aku benci, dan kau.. Seringkali membuat aku menunggu, bukan hanya berjam-jam, namun.. Menunggu dalam waktu yang begitu lama. Kau memang selalu seperti itu, tak pernah berubah.
Selasa, 30 Juli 2013
Nidji - Dosakah Aku
Mendampingimu, inginkanmu
Aku menjadi diri sendiri
Tak peduli apa kata dunia
Ku nanti hari ketika
Cinta datang cinta menang
Jadi sayangku, bertahanlah
Bila terkadang mulutnya kejam
Mereka bukan hakim kita
Cinta yang mempertahankan kita
Oh Tuhan dengarkan do'a
Dari cinta yang terlarang
Cinta yang mempertahankan kita
Oh Tuhan dengarkan do'a
Dari cinta yang terlarang
Bersatu di do'a (cinta yang mempertahankan kita)
Minggu, 14 Juli 2013
Dinding
Dinding.
Satu kata itu.. Entahlah, mengapa dinding itu terlalu sulit untuk dapat aku
robohkan? Aku hanya dapat berjalan dalam keadaan yang sama. Dari hari ke hari
masih saja seperti ini. Meski kita semakin dekat, namun semua itu percuma
karena kita tak akan pernah dapat lebih dari ini. Ini kan jalan yang kita
ambil? Aku coba untuk mengerti. Mungkin memang belum saatnya aku dan kamu dapat
menjadi kita, atau mungkin tak akan pernah?
Kamu..
Tetaplah tersenyum meskipun kamu tau beberapa saat lagi aku akan menghilang
dari pandanganmu. Berdo’a yang terbaik untukku ya? Aku tak tahu jalan mana yang
akan Tuhan pilihkan untukku, namun semoga itu menjadi yang terbaik, termasuk
untuk kita. Bukankah kamu pernah bilang, mungkin saja suatu saat kita
dipertemukan di tempat yang lain..
Rasanya..
Ada haru ketika kamu berkata ingin aku tetap berada di sini. Kamu bilang, aku
tak boleh pergi darimu, kamu selalu menahanku untuk pergi. Memang apa arti
hadirku bagimu? Pentingkah? Mengapa semua hal manis itu hadir ketika aku akan
pergi? Meskipun semua itu belum pasti, namun.. Mengapa?
Kelak,
aku pasti akan merindukanmu. Ketika aku menangis, kamu membawaku berjalan tanpa
tahu arah, hingga aku lupa akan beban yang semula ada di pikiranku. Nada-nada
yang kita nyanyikan, hal gila yang kita lakukan. Senyum itu, tawa itu, aku
pasti akan merindukannya kelak. Jika aku boleh jujur, aku ingin selalu ada
dalam keadaan ini sampai kapan pun. Bersamamu.
Rabu, 03 Juli 2013
Kabar Itu..
Sabtu, 08 Juni 2013
Mengapa Harus Kamu?
Rabu, 29 Mei 2013
Bad Day!
Kemaren ituuuu hari yang ngebetein BANGET. Dimulai dari pagi hari. Jadi ceritanya kemaren tuh mau dateng ke acara Lego Ergo Scio (Saya Baca Maka Saya Tahu) di Aula Timur ITB. Sehari sebelumnya udah ngajakin temen-temen buat dateng, dan mereka udah pada nyanggupin. Dan tiba-tiba.. Di hari-H mereka pada gak bisa dateng termasuk si *piiip*. Padahal paginya dia udah sms jadi ikut apa ngga, gue pikir dengan nanya kayak gitu dia bakalan dateng. Ya lumayanlah ada temen, biar gak sendiri-sendiri amat. Tapi beberapa jam kemudian dia sms katanya gak bisa dateng karena ada rapat mendadak dan malah nawarin buat ngejemput pas pulangnya. Oke fine, gue berangkat sendiri! Acaranya dimulai jam 10 pagi, dan jam segitu gue baru dateng. Di sana langsung registrasi lalu masuk ke aula dan duduk di antara mahasiswa-mahasiswa lainnya. Di sana gak ada yang bisa gue ajak ngobrol, lah orang kanan kiri gak kenal semua. Pemateri pertama yang tampil waktu itu Soleh Solihun. Dia itu wartawan musik sekaligus stand up comedian yang sekarang mulai suka maen film juga. Si Soleh ini orangnya kocak abis, ditambah duetnya bareng sang presenter Iwan The Big One, mereka berhasil bikin gue ngakak sendiri kayak orang cengo. Tema acaranya tuh tentang kepenulisan dan dunia jurnalistik gitu. Sebenernya acara ini bisa bikin gue enjoy banget seengganya kalo ada orang yang bisa gue ajak ngobrol! Lah ini, gue harus duduk mantengin acara selama berjam-jam tanpa ada orang yang bisa gue ajak ngobrol. What theee -,- Di tengah acara sekitar jam 1an, ada satu titik terang yang gue temuin. Nah! Ada satu temen gue yang dateng. Dia emang gue ajak pas paginya, dan ternyata dia nyempetin buat dateng, meskipun sedikit telat. Gue liat dia senyum dari kejauhan. Tapi yaaa tempat duduk kita tetep jauhan, kepisah 4 orang, jadi ya tetep aja gak ada yang bisa diajak ngobrol. Jadi yaudah, sama aja! Acara beres sekitar jam 4an. Gue langsung sms dia yang katanya mau jemput. Tapi.. Ternyata dia masih rapat. Yaudah, pulang rapat gue suruh dia ke 'sana' karena gue juga mau ke sana. Sekalian ada yang mau diomongin tentang acara besoknya. Dan alhasil, sore itu nebeng deh ke temen yang tadi dateng pas di tengah acara. Di 'sana' gue nunggu sampe jam 8an dan dia gak dateng-dateng. Katanya sih.. Masih rapat. Yaudah, gue pulang, bete kan! Soal nunggu rapat.. Jadi inget minggu kemaren. Waktu itu kebetulan gue ada rapat kepanitiaan ospek. Tadinya kan mau pergi ke 'sana' bareng dia, gue bilang sih jam 7an udah beres rapatnya, jadi jam segitu dia udah stand by di kampus gue. Tapi ternyataaa, rapatnya molor sampe jam 9an. Hahaha, asli, kasian banget. Dia nunggu sekitar 2 jam-an di luar. Mana ujan kalo gak salah waktu itu tuh. Pas bubar rapat dia udah ada aja di kursi depan kelas dengan muka asemnya. Kasian. Tapi yaudahlah ya, orang gue juga sering banget nungguin dia, malah sering juga lebih lama dari itu. Oke, kembali ke topik. Jadi malem itu gue pulang ke rumah dengan perasaan bete setengah mati. Mana laper banget, seharian belum makan. Pas jam 10an dia sms katanya udah ke 'sana' tapi gak ada siapa-siapa, yaudah gue suruh pulang, gue bilang kalo lewat sini anterin makan dulu, laper. Lalu jam setengah 11an dia nongol di depan gang. Karena kesel, pas ketemu dia gue sedikit 'brutal'. Langsung nendang. Sampe hpnya jatoh. Duh, itu gak sengaja loh ya --" Dari situ dia mulai nunjukin muka betenya. Lah ko? Jadi kebalik dia yang bete. Aaah gue gak ngerti. Abis nganterin makan dia langsung pulang, dan sampe sekarang sms gue juga gak ada yang dibales. Tau ah!
Kamis, 09 Mei 2013
Ketika Kau Ada
Ketika kau ada, hidup terasa lebih bermakna. Kau datang ketika aku tak tahu hidup macam apa yang harus aku jalani. Lingkungan baru, orang-orang baru, dan semua yang tak pernah aku bayangkan akan menjadi bagian dari hidupku. Lalu aku bercerita. Bercerita tentang apa yang aku rasakan. Beban ini, keluh kesah ini. Kau hanya diam, dan kemudian melontarkan beberapa pertanyaan. Entah mengapa, aku merasa kaulah tempat yang tepat untuk aku bercerita.
Sabtu, 04 Mei 2013
Lalu, Apa?
Waktu semakin bergulir
Menit menuju menit
Detik menuju detik
Namun..
Semua ini masih tetap sama
Aku tak tahu
Apa yang aku rasakan?
Sungguh, aku tak mengerti..
Rasa ini..
Suka? Mungkin.
Sudah lumayan lama
Namun..
Masih saja belum terungkap
Lalu, apa?
Apa yang bisa aku lakukan?
Diam,
Hanya itu
Aku tahu,,
Ini semua memang sulit
Semua angan ini..
Takkan mungkin terjadi
Selasa, 30 April 2013
Perbedaan Ini
Semua berawal dari.. Suatu ketidaksengajaan. Aku tak sengaja menemukannya. Lalu aku melihatnya lebih dalam. Oh Tuhan.. Dia sangat berbeda denganku. Kami seperti langit dan bumi, seperti berbanding terbalik. Aku mencoba untuk melihat semua sisi dari dirinya, namun tak ada sedikitpun persamaan antara kami berdua. Lalu aku melihat diriku sendiri, ada sedikit rasa 'minder' yang menyelinap di dalam hatiku. Meskipun belum pasti apakah benar dia yang selama ini ku cari, namun sepertinya memang iya. Aku mulai berpikir, bukankah semua orang memang diciptakan berbeda? Semua orang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Lalu aku teringat seorang teman yang berkata kepadaku, "Be yourself, but do a something new to make you look different."
Senin, 22 April 2013
Maliq & D'Essentials - Untitled
Ketika ku rasakan sudah
Ada ruang di hatiku yang kau sentuh
Dan ketika ku sadari sudah
Tak selalu indah cinta yang ada
Mungkin memang ku yang harus mengerti
Bila ku bukan yang ingin kau miliki
Salahkah ku bila kaulah yang ada di hatiku?
Adakah ku singgah di hatimu?
Mungkinkah kau rindukan adaku?
Adakah ku sedikit di hatimu?
Bilakah ku mengganggu harimu
Mungkin kau tak inginkan adaku
Akankah ku sedikit di hatimu?
Bila memang ku yang harus mengerti
Mengapa cintamu tak dapat ku miliki
Salahkah ku bila kaulah yang ada di hatiku?
Kau yang ada di hatiku
Bila cinta kita takkan tercipta
Ku hanya sekedar ingin tuk mengerti
Adakah diriku singgah di hatimu?
Dan bilakah kau tau, kau yang ada di hatiku
Rabu, 17 April 2013
Lalalalala~
Ini adalah muka seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Bandung. Banyak yang nyangka kalau dia masih SMA, pernah juga ada yang nyangka dia masih SMP. Padahal asli, dia udah kuliah. :|
Kutipan Buku Debra Fine
Tadi pas lagi mata kuliah Kimia Organik iseng-iseng baca buku yang dipinjem dari perpustakaan, judulnya Seni Memulai Pembicaraan Agar Pembicaraan Mengalir & Membangun Keterampilan Networking (The Fine Art of Small Talk), penulisnya Debra Fine. Pas buka halaman demi halaman, eh nemu puisi. Puisinya keren, jadi inget sama sesuatu.. Gini isi puisinya :
Minggu, 14 April 2013
Sepi
Hari ini.. Ketika semua tak sesuai dengan apa yang diharapkan, aku pun mencoba untuk membuat semuanya tampak menjadi sama. Ide itu terlintas ketika aku sudah tak tahan lagi berada di sana. Aku jenuh, aku bosan. Tak ada seorang pun yang dapat menemaniku untuk sekedar memperbincangkan hal yang ringan. Ketika kejenuhan mulai memuncak, aku pun memutuskan untuk pergi keluar. Ku langkahkan kaki mencari angkutan kota, lalu berhenti di satu mall yang tidak begitu jauh dari rumah. Aku tak tahu untuk keperluan apa aku pergi ke sana, aku hanya ingin membunuh rasa jenuh yang semakin lama semakin terasa. Aku pun berjalan mengikuti kemana kaki ini ingin melangkah. Satu tempat, dua tempat, tiga tempat, hingga akhirnya aku lelah. Ketika adzan mulai berkumandang aku pun berjalan menuju tempat untuk beribadah. Sepulang dari sana kembali aku berjalan tanpa arah dan tujuan. Lalu sampailah aku di suatu restoran cepat saji. Memesan makanan dan duduk di salah satu pojok ruangan. Ku nyalakan notebookku, lalu menulis, merangkai satu demi satu kata menjadi satu kalimat. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Suasana ramai yang terlihat di sana sangat kontras dengan suasana hati yang sedang sepi ini.. Aku butuh seseorang. Seseorang untuk sekedar membunuh rasa sepi ini. Tapi.. Siapa?
Senin, 08 April 2013
Sedikit Catatan Untuk Kawan Judestu
Dua hari yang lalu,
Ketika genap berusia 18 tahun
Mereka datang, mereka berkumpul
Namun..
Ada satu kegelisahan di hati mereka
Separuh dari mereka tak datang
Padahal mereka ingin sekali berkumpul
Lalu..
Salah satu dari mereka mendekati telepon
Menelepon satu persatu dari mereka
Namun tak ada tanggapan sama sekali
Ia pun kecewa
Ia kembali duduk di antara temannya yang lain
Tersenyum, namun senyumannya terasa hambar
Hatinya sakit
Merasa tak dihargai
Ia pun bertanya-tanya dalam hatinya
"Kemana mereka? Mengapa tak kunjung datang?"
Pertanyaan itu pun terus bergelayut di pikirannya
Ia bingung apa yang harus ia lakukan
Memang sakit rasanya kehilangan sosok teman
Mereka seolah pergi satu persatu
Ia bisa merasakan seleksi alam yang semakin jelas terlihat
Namun ia tak bisa berbuat apa-apa
Hatinya sudah terlalu sakit
Pengorbanannya selama ini tak ada yang menghargai
Lalu ia menangis
Bercerita kepada teman-temannya
Semua yang ia rasakan ia ceritakan
Tak terasa banyak kata yang ia ucap
Tangisnya pun semakin menjadi-jadi
Temannya pun berusaha untuk menenangkan
Berkata bahwa ini sudah biasa
Ini memang terjadi setiap tahunnya
Namun masih ada yang mengganjal dalam hatinya
Ia masih belum bisa menerima keadaan
Ia tak mau kehilangan salah satu dari temannya
Ia sudah menjadikan mereka bagian dari hidupnya
Ia sudah menganggap mereka keluarga
Kalian tahu?
Sakit rasanya kehilangan satu bagian dari keluarga kita
Ingin menahan namun berat rasanya
Terlalu sulit
Iya, terlalu sulit
Hati mereka sudah terlalu keras
Apa kalian ingat?
Ketika kita bersama dalam satu masa
Ketika kita bersama dalam 3 hari yang tak terlupakan
Ketika kita saling menjaga, saling bekerjasama
Ketika kita berteriak bahwa kita SATU
Katanya, ia rindu saat itu
Sangat-sangat rindu
Apa kalian lihat?
Mereka berharap kalian untuk kembali ke sini..
Ke rumah kedua dimana kita terbiasa bersama
Berkarya dalam satu asa
Kamis, 17 Januari 2013
Salah