Pages

Minggu, 07 Agustus 2016

Tentang Dua Hari yang Lalu

Dua hari yang lalu.. Aku masih tidak bisa melupakan hari itu. Saat itu kita bertemu di satu momen yang entah bisa dinamakan kebetulan atau tidak. Saat seorang teman menghubungiku dan berkata bahwa kamu ada di sana, seketika senyuman mengembang di bibirku. Jantungku berdegup semakin kencang ketika melangkah ke arah dimana kamu sedang berada.

Sesampainya di sana, aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku yang semakin tidak terkendali. Senyuman lebar selalu menghiasi wajahku meskipun aku sudah berusaha untuk bersikap sebiasa mungkin. Di tengah kerumunan orang, aku lihat ada kamu di sana. Sesekali aku melihat ke arahmu, entah kamu menyadari atau tidak.

Lalu tiba-tiba saja.. Ada suatu hal yang membuat jarak kita semakin mendekat. Sungguh.. Aku tidak bisa menyembunyikan raut wajahku yang sepertinya semakin terlihat ‘tidak biasa’. Dan lagi, aku harus bersikap sebiasa mungkin agar kamu tidak curiga. Tapi tiba-tiba saja kamu mengatakan sesuatu kepadaku yang membuat jantungku berdegup semakin kencang. Mungkin perkataanmu biasa saja, tapi karena kamu yang mengatakan rasanya jadi berbeda.

Setelah itu, aku tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia di dalam hatiku yang sepertinya semakin menjadi-jadi. Aku jadi ingat, dua hari sebelumnya kita juga bertemu secara tidak sengaja di satu tempat. Aku tidak bisa berkata apa-apa ketika tiba-tiba saja kamu melewat di hadapanku dan mata kita bertemu. Untuk menyapamu atau hanya tersenyum kepadamu saja rasanya lebih sulit dari apapun.

Hmm.. Entah harus dinamakan apa perasaan ini, tapi setauku ketika aku mendengar apapun tentang kamu, ada sesuatu yang bergejolak di dalam hatiku. Aku tidak ingin berharap apapun, aku takut suatu saat harapanku harus dipatahkan karena kenyataan berkata lain. Tapi sayangnya, sampai saat ini aku belum tau bagaimana caranya membatasi harapan. Aku juga belum tau bagaimana caranya untuk tidak berharap.