Pages

Sabtu, 08 Juni 2013

Mengapa Harus Kamu?

Jika aku harus merasakan kembali rasa yang seperti ini, mengapa orang itu harus kamu? Bukannya sudah jelas kamu tak dapat aku milikki? Lalu salahkah jika rasa ini hadir begitu saja? Salahkah jika ku selipkan sedikit rasa di tengah persahabatan kita? Cinta memang tak dapat ditebak kemana dia akan singgah. Tanpa diduga, hadir begitu saja. Ya karena memang seperti itulah. Aku mencintaimu, bukan sejak hari ini, namun sejak berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan yang lalu. Aku sadar, dinding itu terlalu sulit untuk dilewati. Lalu aku bisa apa? Saat ini mungkin aku tak mau merobohkan dinding itu, aku tak mau terlihat egois. Tapi.. Maukah kamu untuk menunggu? Mungkin sampai 2 atau 3 tahun ke depan. Setidaknya.. Sampai aku mampu untuk mengatakan semuanya kepadamu, dan aku dapat dengan bebas mengungkapkan semuanya tanpa ada sedikit pun rasa bersalah. Aku tahu waktu terus berjalan. Aku tahu suatu saat kamu akan jenuh dan mungkin mencari seseorang yang lebih baik dariku. Tapi percayalah.. Itu bukan waktu yang terlalu lama. Aku di sini menantimu, dan aku harap kamu pun selalu di sana agar penantianku tak berakhir sia-sia. Maukah kamu menemaniku ketika aku memakai toga nanti? Atau.. Oh ya, bukankah nanti kita memakai toga dalam waktu yang sama? Ah, semoga semua keinginanku ini dapat terkabul. Meski sekarang kamu bukan siapa-siapa, tapi aku sudah berharap lebih kepadamu. Maafkan aku ya? Kamu terlalu indah untuk dapat aku lewatkan. Kamu berbeda dari yang lainnya. Jadi tidak salah kan jika aku ingin menanti orang sepertimu? Aku harap kamu mengerti. Jika kamu membaca tulisan ini, tersenyumlah. Lalu katakan, “Aku akan menantimu juga.” J