Pages

Jumat, 29 April 2016

Kagum

Aku mulai mengenalmu sekitar 3 tahun yang lalu. Saat itu, kamu sedang menjadi ketua pelaksana dalam suatu acara dan aku menjadi salah satu panitianya. Pembentukan kepanitiaan yang mendadak membuatku tak mengenal panitia lainnya satu persatu. Dulu aku adalah seorang wartawan kampus, acara seperti itu tentu saja membuatku harus melakukan peliputan. Di akhir acara, aku mewawancarai kamu sebagai ketua pelaksana. Meskipun kita ada dalam satu lingkungan yang sama, tapi jujur saja.. Saat itu aku baru pertama kali melihat kamu. Kamu menjawab setiap pertanyaan dariku dengan cukup sopan dan tegas. Dari cara bicaramu, aku melihat bahwa kamu adalah orang yang memiliki kepribadian yang baik.

Setelah acara itu, aku jarang sekali bertemu denganmu karena mungkin ada ‘perbedaan’ di antara kita. Aku melihat kamu aktif dalam berbagai kegiatan kampus. Kita juga sepertinya pernah ada dalam satu kepanitiaan acara yang sama. Namun waktu itu aku tidak menyadari kehadiranmu. Mungkin jumlah panitia yang cukup banyak membuatku tak bisa mengetahui secara detail siapa saja anggota dari divisi lain.

Beberapa tahun kemudian, kamu mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar daripada acara yang pertama kali mempertemukan kita. Tanggung jawab yang jauh lebih besar daripada itu. Ketika mendengar kabar itu, aku senang bukan main. Entah kenapa.. Tapi aku rasa kamu cocok untuk menjadi seorang pemimpin. Setelah beberapa tahun tahu tentang kamu, meskipun hanya tahu dari apa yang aku lihat, menurutku kamu adalah sosok yang bertanggung jawab. Kamu adalah sosok pemimpin yang luar biasa.

Ketika menjabat sebagai seorang pemimpin, aku tak melihat kamu lantas berubah menjadi sosok yang sombong ataupun angkuh. Kamu dapat merangkul semua lapisan mahasiswa yang kamu pimpin. Kamu adalah pemimpin yang sederhana. Meskipun ada dalam jabatan tertinggi sekalipun, kamu tetap menunjukkan kerendahan hati. Entah ini hanya penilaianku saja sebagai orang yang tidak terlalu mengenalmu, tapi setahuku aku tidak pernah mendengar kabar negatif tentang kamu.

Di luar sana, aku melihat banyak lawan jenis yang mengagumimu. Mereka seringkali menyampaikan salam lewat salah satu official account yang ada di kampus kita. Pernah juga aku lihat mereka terang-terangan menunjukkannya dalam salah satu akun sosial media yang kamu punya. Namun kamu hanya menanggapi sewajarnya. Kamu tidak lantas besar kepala karena banyak orang yang kagum terhadap kamu. Dari beberapa hal yang pernah kamu tulis, aku melihat bahwa kamu adalah orang yang mendahulukan-Nya dibandingkan apapun. Sungguh, itu adalah salah satu nilai lebih yang kamu punya. Dan juga mungkin menjadi salah satu alasan orang lain untuk mengagumi kamu.

Beberapa waktu yang lalu, kita hadir dalam satu acara yang sama. Awalnya aku tidak tahu bahwa ada kamu juga di sana, tapi ternyata kamu duduk persis di belakangku. Malam itu aku mendapatkan penghargaan dalam satu acara yang ada di kampus. Setelah turun dari stage, kamu tiba-tiba mengajakku berbincang. Aku yang cukup kaget hanya dapat menjawab dengan sebiasa mungkin. Aku tidak mau kamu tahu bahwa sebenarnya jantungku sedang berdegup lebih kencang dari biasanya. Setelah pergi dari acara itu, rasanya aku tidak bisa melupakan kejadian tersebut. Setelah beberapa tahun saling mengenal, baru beberapa kali saja kita melakukan perbincangan secara langsung.

Dari seorang teman, aku tahu bahwa kamu adalah seorang pekerja keras. Kamu adalah seorang dengan mimpi yang besar, dan kamu akan berusaha terus sampai mimpi itu tercapai. Sama seperti aku, jika mempunyai suatu mimpi aku pasti akan sebisa mungkin menggapai mimpi tersebut. Aku senang jika menemukan orang yang seperti itu juga. Di sisi lain, kamu juga adalah seorang yang pintar. Bukan hanya pintar dalam hal akademik, tapi juga pintar membawa diri. Pintar dalam artian yang sesungguhnya. 

Aku tidak tahu apa yang sebenarnya aku rasakan. Apakah ini hanya rasa kagum? Atau apa? Setiap bagian yang ada dalam dirimu selalu berhasil membuatku berdecak kagum. Kamu adalah sosok yang selama ini aku cari. Jika ingin tahu aku menyukai lelaki yang seperti apa, mungkin kamulah jawabannya. Aku ingin suatu saat memiliki pendamping yang seperti kamu, yang bisa membawaku ke arah yang lebih baik. Tapi katanya, lelaki yang baik adalah untuk wanita yang baik, dan juga sebaliknya. Mungkin saat ini sudah waktunya memperbaiki diri untuk mendapatkan yang ‘setara’. Tidak harus kamu, tapi aku harap sosok itu bisa seperti kamu.

3 komentar (+add yours?)

risma dwi mengatakan...

Ihh waaaw..
Kisah nyata neng?

risma dwi mengatakan...

Ihh waaaw..
Kisah nyata neng?

Elva Dwi Varana mengatakan...

Iya kisah nyata ceuuu hihi

Posting Komentar