Pages

Selasa, 30 Juli 2013

Nidji - Dosakah Aku

Dosakah aku mencintaimu
Mendampingimu, inginkanmu
Aku menjadi diri sendiri
Tak peduli apa kata dunia

Ku nanti hari ketika
Cinta datang cinta menang
Jadi sayangku, bertahanlah
Bila terkadang mulutnya kejam

Peluklah aku jangan menyerah
Mereka bukan hakim kita

Reff:
Bintang yang mempertemukan kita
Cinta yang mempertahankan kita
Oh Tuhan dengarkan do'a
Dari cinta yang terlarang

Rasa yang mempersatukan kita
Cinta yang mempertahankan kita
Oh Tuhan dengarkan do'a
Dari cinta yang terlarang

Cinta dan rasa (bintang yang mempertemukan kita)
Bersatu di do'a (cinta yang mempertahankan kita)

Berharap cinta kita yang kan menang

Minggu, 14 Juli 2013

Dinding


Dinding. Satu kata itu.. Entahlah, mengapa dinding itu terlalu sulit untuk dapat aku robohkan? Aku hanya dapat berjalan dalam keadaan yang sama. Dari hari ke hari masih saja seperti ini. Meski kita semakin dekat, namun semua itu percuma karena kita tak akan pernah dapat lebih dari ini. Ini kan jalan yang kita ambil? Aku coba untuk mengerti. Mungkin memang belum saatnya aku dan kamu dapat menjadi kita, atau mungkin tak akan pernah? 

Kamu.. Tetaplah tersenyum meskipun kamu tau beberapa saat lagi aku akan menghilang dari pandanganmu. Berdo’a yang terbaik untukku ya? Aku tak tahu jalan mana yang akan Tuhan pilihkan untukku, namun semoga itu menjadi yang terbaik, termasuk untuk kita. Bukankah kamu pernah bilang, mungkin saja suatu saat kita dipertemukan di tempat yang lain.. 

Rasanya.. Ada haru ketika kamu berkata ingin aku tetap berada di sini. Kamu bilang, aku tak boleh pergi darimu, kamu selalu menahanku untuk pergi. Memang apa arti hadirku bagimu? Pentingkah? Mengapa semua hal manis itu hadir ketika aku akan pergi? Meskipun semua itu belum pasti, namun.. Mengapa? 

Kelak, aku pasti akan merindukanmu. Ketika aku menangis, kamu membawaku berjalan tanpa tahu arah, hingga aku lupa akan beban yang semula ada di pikiranku. Nada-nada yang kita nyanyikan, hal gila yang kita lakukan. Senyum itu, tawa itu, aku pasti akan merindukannya kelak. Jika aku boleh jujur, aku ingin selalu ada dalam keadaan ini sampai kapan pun. Bersamamu. 

Rabu, 03 Juli 2013

Kabar Itu..

Pagi itu, ketika lagi enak-enaknya tidur di kostan temen setelah semalemnya begadang abis pra mubes, tiba-tiba ada sms dari bapak, tentang STAN! Dengan setengah sadar aku baca smsnya, lalu tidur lagi, niatnya sih mau bales smsnya nanti aja kalau udah sadar sepenuhnya. Tiba-tiba.. Mama nelepon. Dan nanyain tentang itu juga. Mama bilang, aku harus pulang sebelum tanggal 20 Juni buat nyiapin semua persyaratannya. Oke, aku speechless. Ternyata.. Dapet restu juga buat masuk sana. Seneng sih, tapi rasanya ada sesuatu yang ngeganjel di pikiran.

Jadi gini ceritanya..

Dulu pas SMA aku ngebet banget pengen masuk STAN. Sebenernya gak tau sih alesan pastinya kenapa. Dulu sampe-sampe pernah ikutan bimbelnya segala. Waktu itu, dengan semangat ’45 aku latihan semua soal-soal STAN. Dari mulai soal TPA sampe bahasa Inggris, semuanya aku pelajari. Dan seperti biasa, porsi belajarnya selalu bertambah kalau udah deket-deket waktunya try out. Meskipun dulu sempet bentrok sama waktu SNMPTN, tapi aku tetep harus bagi waktu buat pelajarin keduanya. Disaat udah lama belajar.. Aku bingung, kenapa STAN gak buka pendaftaran terus? Tiap minggu aku pantengin websitenya, tapi tetep aja gak ada sedikit pun tanda-tanda kalau STAN buka pendaftaran. Ada selentingan kabar kalau tahun itu STAN emang gak buka pendaftaran. Aku kecewa. Udah belajar giat, tapi hasilnya sia-sia. Oh ya, waktu itu aku udah diterima juga di salah satu universitas swasta di Bandung, jurusan Teknologi Pangan. Meskipun sebenernya itu bukan duniaku, tapi ya udah, mungkin udah harusnya kuliah di sana. Aku coba buat ikhlas.


Waktu terus berlalu. Aku terus nyoba buat enjoy di jurusanku ini (meskipun sebenernya gak bisa), dan lupain impianku buat masuk STAN. Di saat udah bisa mulai nerima keadaan, kuliah di jurusan exact yang sebenernya sangat gak aku suka, datenglah kabar itu. Kabar kalau tahun ini STAN buka pendaftaran. Aku bingung.. Masih pengen nyoba karena masih penasaran. Tapi gimana? Aku udah nyaman sama temen-temen yang sekarang. Temen di kelas, temen di Jumpa yang selama ini udah kayak keluarga sendiri. Tapi tetep pengen nyoba juga tes ke sana.. Sekarang udah fix tahun ini aku ikutan USM STAN, urusan keterima atau engganya gimana nanti, yang penting udah berusaha, biar gak penasaran lagi. Kalau gak keterima sih ga masalah, berarti tinggal nerusin kuliah di sini dan ngejalanin rutinitas kayak sekarang ini (kuliah-rapat-kuliah-rapat). Tapi kalau misalkan keterima, pasti dilema.. Harus ninggalin kampus ini, harus ninggalin mereka. Oh God, give me the best. J