Sabtu, 14 Juni 2014
Karena, Aku..
Karena..
Aku hanya seorang gadis
yang mencintaimu terlalu dalam. Aku lupa bahwa hakikat mencintai bukanlah
seperti ini. Aku berlari terlalu jauh, hingga lupa bagaimana caranya untuk
kembali. Aku telah dibutakan oleh rasa, hingga tak bisa membedakan mana tangis
sedih dan mana tangis bahagia.
Karena..
Aku hanya dapat
menyembunyikan tangis di balik tawa yang kubuat-buat. Aku selalu mencoba untuk
tetap tegar, tak ingin terlihat lemah. Aku selalu bersembunyi di balik senyum
palsuku. Namun pada akhirnya air mata itu tetap selalu jatuh, tak pernah dapat
aku bendung.
Karena..
Aku hanya bisa diam
ketika emosiku memuncak. Meski itu sangat menyiksa, namun itulah yang dapat ku
lakukan. Aku tak ingin memperburuk suasana. Aku tak ingin perkataanku melukai
orang yang aku sayangi. Biarlah.. Biar aku yang tersakiti, daripada aku yang
harus menyakiti.
Karena..
Aku hanya dapat memaksa
diri untuk percaya dengan semua yang terjadi. Meskipun itu tak pernah dapat aku
terima dengan logika, namun aku selalu mencoba untuk percaya bahwa semua itu
adalah wajar. Bukankah suatu hubungan harus dilandasi dengan sebuah kepercayaan?
Karena..
Aku hanya bisa bersabar
ketika rasa sakit itu terus membelengguku. Aku selalu percaya bahwa kamu memang
mencintaiku dengan cara yang berbeda. Aku hanya bisa menghibur diriku sendiri,
meyakini bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Karena..
Aku selalu ingat apa yang
seseorang bilang. Katanya, “Dalam suatu hubungan harus ada yang menjadi air.
Kalau dua-duanya menjadi api, semuanya akan runyam.” Dan kini, aku siap untuk
selalu menjadi air, meskipun hal itu terkadang menyakitkan.
Karena..
Aku hanya ingin terus menjaga
hati ini untukmu. Aku mencintaimu tanpa syarat. Aku hanya ingin setia pada satu
hati yang telah aku pilih, dan aku harap kamu pun begitu. Jalan kita masih
panjang, aku harap kita selalu dapat berjalan beriringan. Hanya itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar (+add yours?)
Posting Komentar