Pages

Senin, 30 Juni 2014

Aku dan Perahu Kertas


Ya, sudah kali ke dua aku menonton film Perahu Kertas. Aku tak pernah bosan menonton film itu. Kenapa? Karena ceritanya hampir mirip dengan kisah hidupku sendiri. Aku seperti sedang bercermin, terkadang film itu membawaku kepada kisah masa lalu. Bukannya aku masih ada rasa, tapi aku hanya sedikit teringat dan ingin menceritakan semuanya di sini. Boleh kan? Semoga tidak ada kesalahpahaman atas semua yang akan aku tulis ini.

Film itu bercerita tentang kisah cinta antara Kugy dan Keenan. Kugy adalah seorang pemimpi, ia ingin menjadi penulis dongeng suatu hari nanti. Sama sepertiku.. Dari dulu aku ingin menjadi seorang penulis. Sama seperti Kugy, aku merasakan bagaimana orang-orang menganggap bahwa mimpiku ini tidak realistis, mereka berpikir bahwa uang hasil menulis tidak akan bisa mencukupi kebutuhanku kelak. Tapi aku tak pernah percaya, aku berpikir bahwa mereka terlalu pesimis menilai semua mimpiku.

Kugy bertemu dengan Keenan, ia adalah seseorang yang bermimpi menjadi pelukis. Tanpa diminta, Keenan menjadi illustrator untuk setiap dongeng yang dibuat oleh Kugy. Kugy mulai jatuh cinta pada Keenan. Ia pernah berkata dalam suratnya untuk Keenan, “Karena bersama kamu, aku tidak takut lagi jadi pemimpi. Karena hanya bersama kamu, segalanya terasa dekat, dan bumi hanyalah sebutir debu di bawah telapak kaki kita.” Tentang yang ini, rasanya aku juga pernah merasakan. Dulu aku pernah bertemu dengan seseorang yang satu dunia denganku. Menurutku, ia adalah penulis yang hebat. Ketika bersamanya, aku merasa mimpiku semakin dekat. Ia selalu memberi dukungan agar aku terus menulis. Terkadang, ia mencarikan aku lomba menulis agar tulisanku tak hanya menjadi suatu pajangan di blog pribadiku. 

Di tengah cerita, Kugy harus berpisah dengan Keenan demi masa depan mereka masing-masing. Kugy memilih untuk menyelesaikan kuliah di Bandung dan Keenan pergi ke Bali untuk mendalami dunia lukisnya. Saat itu mereka tak saling mengabari. Di Bali, Keenan berpacaran dengan seorang wanita bernama Lunde, dan Kugy yang kini sudah lulus, berpacaran dengan Remi, bosnya sendiri. Namun mereka masih saling ingat satu sama lain, meskipun sudah sama-sama memiliki pasangan. Untuk cerita ini.. Sedikit ada kesamaan. Dulu aku memilih untuk tak bersamanya lagi untuk satu alasan. Setelah itu, aku menjalani kisah baru bersama lelaki lain, dan dia pun sudah menjadi milik wanita lain. Namun ternyata kita hanya menyiksa diri kita sendiri. Kita tahu bahwa kita masih saling ada rasa, tapi kita lebih memilih untuk bersama yang lain. Saat itu ia merelakanku dengan yang lain, meskipun aku tahu hatinya tak berkata seperti itu.

Aku ingin bercerita tentang Remi, pacar baru Kugy yang juga bosnya sendiri. Ia sangat mencintai Kugy, ia juga adalah sosok yang sempurna. Remi rela melakukan apapun demi Kugy. Hingga suatu saat.. Ia memberi cincin kepada Kugy untuk membuktikan bahwa ia memiliki komitmen untuk hubungan mereka. Namun bukannya Kugy merasa senang, ia malah tersiksa dengan perasaannya sendiri. Kugy mencintai Remi, tapi tak sebesar cintanya untuk Keenan. Hingga akhirnya Remi melepaskan Kugy dan berkata, “Cari orang yang bisa ngasih kamu segala-galanya, apapun itu, tanpa harus kamu minta.” Sama sepertiku.. Aku pernah bersama dengan seseorang yang menurutku begitu sempurna. Ia begitu mencintaiku, dan seringkali ia memberikan sesuatu tanpa harus aku minta. Hati itu dipilih kan? Bukan memilih. Dan aku rasa dia telah memilihku, namun.. Seperti ada benteng antara hatiku dan hatinya, dan itu dia, dia yang tadi ku ceritakan terlebih dahulu. Terkadang aku merasa begitu jahat, menyia-nyiakan orang yang sesempurna ini. Namun hati tak bisa dipaksa, jika aku terus bersamanya hanya akan membuat aku dan dia sama-sama sakit.

Akhirnya, Kugy putus dengan Remi, begitu juga dengan Keenan dan Lunde. Lunde menyadari bahwa hati Keenan masih untuk Kugy, Lunde tak ingin hanya menjadi bayang-bayang jika terus memilih untuk bersama Keenan. Pada akhirnya Kugy kembali bersama Keenan, dan mereka tak perlu lagi berpura-pura mencintai yang lain. Untuk yang terakhir, sedikit sama. Dulu aku lebih memilih untuk kembali bersamanya, aku rasa bersamanya adalah pilihan yang terbaik. Aku tak ingin bersama yang lain jika itu hanya membuatku tersiksa. Meskipun itu tidak berlangsung lama.. Namun sudah memberiku pengalaman yang tak terlupakan. Dan kini aku sudah dengan yang lain, dan ia tidak menjadi bayang-bayang, namun ialah satu-satunya yang kini ada di hatiku. Dan dia, aku tak tahu bagaimana dan dengan siapa dia sekarang. Aku hanya berharap yang terbaik untuknya. 

0 komentar (+add yours?)

Posting Komentar