Kamis, 16 Januari 2014
Sore Itu
Setelah sekian lama, akhirnya
pertemuan itu datang kembali. Mungkin aku sudah merasa cukup lelah, hingga
akhirnya mencoba untuk membicarakan semuanya. Datanglah sore itu.. Ketika aku
berusaha melawan jarak hanya demi sebuah pertemuan. Sesampainya di sana, aku
coba menghubungimu, namun tak ada respon apapun. Rupanya, kamu terlelap karena
menungguku yang datang terlalu lama. Lalu setelah beberapa saat, kamu
menyuruhku untuk menunggu di tempat itu. Ah, seperti biasa. Aku pun berjalan
menuju tempat tersebut dengan sedikit tak sabar. Namun ternyata tak ku dapati
sosok itu. Aku pun mencoba untuk menunggu.. Lalu datanglah dia. Aku tak berani
untuk menatapnya. Entah mengapa, aku takut pandangannya melukaiku. Aku hanya
tertunduk, tanpa ku tau dia sedang berusaha mencoba mencairkan suasana. Aku pun
tersenyum simpul. Ingin rasanya ku berkata, “Aku rindu kamu.” Namun semua niat
itu ku pendam begitu saja, karena aku tau respon yang akan kamu berikan seperti
apa. Datar. Setelah itu, dengan motornya kita berjalan menuju suatu tempat.
Seperti dua insan yang saling merindu (entah mungkin hanya aku saja), kita pun
berbincang mengenai segala hal, tak jarang kita tertawa bersama. Katamu, banyak
perubahan yang terjadi selama kamu terjebak dalam ruangan itu. Aku hanya
tertawa mendengar ceritamu. “Memang selama apa kamu berada di sana?” tanyaku
dalam hati. Kamu, selalu saja membuatku tersenyum dengan semua candaanmu. Aku
rindu saat-saat itu, sungguh. Kamu ingat? Terakhir kali kita bertemu kamu hanya
duduk terdiam. Saat itu, kondisimu sedang tidak stabil, aku pun tak banyak
berbicara karena aku tau itu hanya akan berakhir sia-sia. Rasanya, itu bukan
aku dan kamu yang seperti biasanya. Kembali ke sore itu, aku bertemu denganmu
hanya dalam waktu yang singkat. Dua setengah jam, ya, menurutku itu waktu yang
cukup singkat. Namun aku mencoba memanfaatkan waktu yang tak lama itu. Ketika waktu
menunjukan pukul 8 malam, kita bergegas untuk pulang. Katanya, kamu akan pergi
mengerjakan sesuatu. “So sibuk,” kataku saat itu. Dengan waktu yang cukup
singkat, namun aku merasa cukup bahagia dengan pertemuan di hari itu. Karena
kamu tau itu hari apa? Kamu pasti tau. Bukankah aku yang mengingatkanmu ketika
waktu terus berusaha untuk merenggutmu? Tak apa, aku tak akan
mempermasalahkannya. Terima kasih untuk hari yang indah itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar (+add yours?)
Posting Komentar