Kamis, 19 September 2013
Dari Balik Ranting Pohon Malam Itu
Di malam yang sepi, gadis itu
berjalan menyusuri gelapnya malam. Hatinya berbunga-bunga. Lalu ia bertanya
pada ranting pohon yang membisu, “Mengapa?” Kemudian ada bisik yang menyeruak
dalam hatinya, katanya, ia sedang jatuh hati. Jatuh hati pada siapa? Hanya ia
yang tahu jawabannya. Ia terus berpikir, mengapa dunia terlalu jahat untuk
memisahkan mereka? Namun ia yakin suatu saat akan ada saatnya mereka dapat
bersama. Ia selalu ingat apa yang ‘seseorang’ itu ucapkan. Mulai saat itu, ia
berjanji tak akan pernah lelah untuk menunggu. Rasa itu terlalu indah untuk
dapat ia buang begitu saja.
Hari semakin malam. Tiba-tiba ia
mendapati bayangan orang itu di balik gelapnya malam. Lalu mereka berjalan
beriringan. Kantuk ia coba lawan, lelah ia coba singkirkan. Mereka berbicara
mengenai berbagai hal, terkadang mereka tertawa bersama. Bulan purnama menemani
mereka malam itu. Sungguh indah, meskipun mereka harus melihatnya dari balik
ranting pohon yang menghiasi dinginnya malam. Kemudian ia berkata dalam hati,
ia berkata bahwa itu adalah malam yang tak terlupakan. Begitu indah. Tepatnya,
awal yang indah untuk mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)